Minggu, 21 Februari 2016

16.13

Agen Poker Online - Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa dekade lalu yang cukup menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan Yew turun tangan dan mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di Singapura.



Ada seorang mantan Pengusaha kaya raya dan sukses yang mengundurkan diri dari dunia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Sejak saat itu, ia pun menjadi single parent yang berusaha membesarkan dan mendidik anak lelaki satu-satunya dengan baik hingga mampu mandiri dan menjadi seorang Sarjana.

Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, sang Anak meminta ijin kepada Ayahnya untuk tinggal bersama di apartemen Ayahnya yang mewah dan besar. Ayahnya pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya. 



Terbayang dibenak sang Ayah bahwa apartemen yang luas dan mewah tersebut tidak akan sepi lagi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya hati seorang Ayah bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu yang membuat Ayahnya tersebut tanpa sedikitpun ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartemen yang mereka tinggali kepada anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.

Kebanyakan orang berpendapat jika anak menantu tinggal se-atap dengan orang tua, maka sering terjadi masalah klasik dalam keluarga, dan itu terjadi kepada sang Ayah. Entah apa sebab, pada suatu hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya, sang Anak tega mengusir Ayahnya keluar dari apartemen mereka.

Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah diberikan semua kepada anaknya, maka mulai hari itu ia menjadi pengemis di Orchard Road. Bayangkan saja, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, tiba-tiba menjadi pengemis!



Suatu hari tanpa disengaja, melintas seorang mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan sedekah kepadanya. Temannya pun langsung mengenali si Ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si Ayah malu dan menjawab bukan, mungkin salah orang, katanya. 

Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada kabar beritanya. 

Kemudian, temannya ini mengabarkan hal tersebut kepada teman-temannya yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi sang Ayah tersebut. Semua mantan sahabat karibnya itu langsung yakin bahwa pengemis tua itu adalah mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.

Di hadapan para sahabatnya, si Ayah dengan menangis tersedu-sedu, menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang sangat tidak bermoral itu. Kehebohan berita itu akhirnya terdengar sampai ke telinga PM Lee Kwan Yew.



PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu yang durhaka itu. Mereka di caci-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee. Beliau mengatakan “Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka seperti kalian” .

Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan dibatalkan demi hukum. Selanjutnya surat warisan tersebut disobek oleh PM Lee, sehingga semua harta yang sudah diwariskan tersebut kembali ke sang Ayah. Sejak saat itu, anak menantu tersebut dilarang masuk ke apartemen Ayahnya.

Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada orangtuanya dan menghargai para lanjut usia (lansia). Agar kejadian serupa tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu larangan kepada para orangtua untuk tidak mewariskan harta bendanya kepada siapapun sebelum mereka meninggal. 

Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan dihargai hingga akhir hayatnya, maka beliau membuat Kebijakan lanjutan, yaitu agar semua Perusahaan Negara dan Swasta di Singapura memberi pekerjaan kepada para lansia. 



Hal tersebut beliau lakukan agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan mempunyai penghasilan sendiri serta mereka akan sangat bangga jika bisa memberi hasil jerih payahnya kepada cucu-cucu mereka dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.



Anda tidak perlu heran jika pergi ke toilet di Changi Airport, Mall, atau Restaurant menemukan petugas cleaning service adalah para lansia. Selain para lansia itu bahagia karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan sehat karena banyak bergerak. 

PM Lee juga menerapkan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak dan remaja di sana, seperti pekerjaan membersihkan toilet, meja makan di restoran, dan lain sebagainya itu bukan merupakan pekerjaan hina. Anak-anak di negara tersebut dari kecil diajarkan untuk tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.



Anak-anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisinya.

Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau mungkin sudah tidak bisa melakukan apapun, mereka harus tetap menyayangi dan menghormatinya dengan cara merawatnya.

Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu mengenang saat mereka masih kecil, orangtua merekalah yang menjaga dan membesarkan mereka, yang memberi makan dan membanting tulang demi kebahagiaan mereka, meskipun tidak pernah meminta imbalan apapun.



Hormati, Kasihi, dan Sayangilah orang tuamu selama mereka masih ada di sisimu.