Selasa, 30 Agustus 2016

07.56

Agen Poker Online - Kisah berikut ini benar-benar membuat semua orang merasa sangat keheranan. Bagaimana tidak, demi sekedar penampilan yang 'lebih baik', perempuan ini rela mengorbankan hal yang paling berharga di dalam hidupnya.



Entah apa yang dipikirkan oleh seorang gadis cantik yang bernama Madeline Christine Sawyer ini. Ia mempunyai otak cerdas yang memungkinkannya menjadi seorang mahasiswi kedokteran di Australia.

Namun, siapa sangka ia menjalani kehidupan yang ganda. Dari pagi hingga sore, ia hanya wanita biasa, tetapi saat malam tiba, ia mulai bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Menurut pengakuannya kepada psikiater, ia melakukannya, bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan demi bisa membiayai operasi plastik yang didambakannya.

Ia bahkan juga menjual obat-obatan terlarang seperti narkoba, yang berakhir dengan penangkapan atas dirinya oleh pihak kepolisian setempat.


Mahasiswi Western Sydney University tersebut dijatuhi hukuman 18 bulan Intensive Correction Order, yaitu melakukan pelayanan masyarakat selama 32 jam per bulan, setelah mengaku bersalah atas keterlibatannya dengan narkoba.

Madeline menangis saat sang hakim, John Pickering, menceritakan hasil wawancara gadis tersebut dengan seorang psikiater yang mengungkap bahwa ia memiliki riwayat gangguan pola makan dan tentang asal usulnya menjadi wanita panggilan.

"Pada usia 18 tahun, ia menjadi pekerja seks di Kings Cross. Uang adalah motifnya. Untuk menghasilkan uang dari industri tersebut, ia mengambil risiko dengan membuatnya merasa lebih baik secara tampilan fisik," kata Hakim Pickering.

Di dalam persidangan juga disebutkan bahwa Madeline berkenalan dengan narkoba saat bekerja sebagai pekerja seks dan mulai menjadi pecandu sabu-sabu.


Madeline mengatakan kepada psikiater bahwa awalnya ia mengkonsumsi narkoba hanya untuk dirinya sendiri, namun pada akhirnya tergoda untuk memasok dan menjualnya ke orang lain.

Polisi mengetahui pekerjaan kriminalnya tersebut setelah menyergap rumah gadis itu dan menemukan kokain, MDMA, serta metil amphetamine.

Petugas menemukan dua kapsul yang diyakini sebagai narkoba jenis MDMA pada sopir bernama Fadhil Al Khafaji (20). Ponsel Fadhil dan Madeline yang disita, menguak pesan teks antara keduanya dan dua orang lain yang membicarakan tentang transaksi narkoba.

Dalam penyergapan itu juga ditemukan lebih dari 3.000 dolar Australia atau sekitar Rp 30,2 juta yang didapatnya dari hasil bekerja di dunia seks.

Pada akhirnya, hakim Pickering memutuskan untuk tidak memberikan hukuman penjara dan hanya menjatuhinya dengan 18 bulan bekerja sebagai pelayan masyarakat.



Sang hakim memutuskan hukuman tersebut karena Madeline memiliki keinginan kuat untuk direhabilitasi. Selain itu, ia juga sudah menjalani rehabilitasi dan sudah tidak mengkonsumsi narkoba atau bekerja sebagai pekerja seks lagi.

Mendengar keputusan hakim yang sudah dibacakan, Ibu Madeline menangis terisak lega.